Edukasi Keuangan Keuangan
Mar 19, 2015

Peran dan Jenis Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk kelompok G-20. G-20 merupakan sebutan bagi perkumpulan ekonomi, baik negara maju maupun negara berkembang. Indonesia saat ini sedang berada pada kategori negara berkembang. Tidak mengherankan jika kondisi ekonomi rakyat sebagian besar masih berada di bawah rata-rata negara maju, Amerika Serikat sebagai contohnya.

Banyak masyarakat Indonesia masih berpenghasilan rendah yang menyebabkan mereka hidup dibawah garis kemiskinan. Dengan kondisi yang sedemikian rumit tersebut maka diperlukan sebuah lembaga yang dapat menggandeng mereka untuk meningkatkan taraf hidup terutama dalam peningkatan kondisi perekonomiannya. Untuk itu, diperlukan sebuah lembaga keuangan yang dapat hadir di tengah masyarakat untuk membantu menstabilkan kondisi perekonomian.

Mungkin di antara kita masih banyak yang bertanya-tanya apakah ada lembaga seperti itu? Jawabannya adalah ada, yaitu lembaga keuangan mikro. Lembaga tersebut merupakan lembaga keuangan dimana dikhususkan untuk memberikan pelayanan berupa jasa kepada mereka (masyarakat) yang memiliki penghasilan minim serta masuk dalam lingkaran miskin, selain itu juga untuk mereka para pengusaha kecil atau mikro yang masih membutuhkan bantuan. Bentuk bantuannya bisa berupa pinjaman, pembiayaan usaha mikro dan pengelolaan simpanan. Di sini akan dipaparkan beberapa peran dari lembaga keuangan mikro khususnya di Indonesia.

Peran Pengentasan Kemiskinan

Pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan banyak sarana dan program baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Sarana dan program tersebut diantaranya dengan mendorong usaha kecil atau usaha mikro yang bersifat produktif melalui penyediaan fasilitas pinjaman skala kecil. Dengan demikian makan akan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan dapat menumbuhkan usaha-usaha kecil dan mikro di tingkat bawah seperti pedesaan.

Peran Pendorong Pertumbuhan Ekonomi

Dalam upaya peningkatan angka pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus bisa mengurangi angka pengangguran dengan mendorong sektor usaha mikro. Usaha tersebut dapat berupa pemberian kredit dengan bunga kecil. Selain itu juga menumbuh kembangkan produksi mikro dalam jumlah yang lebih besar lagi, seperti pada pemberian kredit kepada usaha properti dan jenis usaha lainnya. Hal tersebut dikarenakan usaha kecil mikro sudah jelas terbukti memiliki kemampuan bertahan dalam menghadapi krisis yang tinggi. Ketika krisis ekonomi sedang di alami oleh negara-negara ASEAN tidak terkecuali Indonesia pada tahun 1997-1998 lalu, sektor bisnis properti mengalami keterpurukan yang tergolong mendalam sementara sektor usaha mikro dapat tetap mampu berdiri. Usaha mikro pula lah yang mampu tetap mempertahankan Indonesia tidak semakin terpuruk.

Jenis-Jenis LKM di Indonesia

Secara garis besar lembaga keuangan mikro di Indonesia terbagi menjadi tiga, yaitu: formal, semi formal, dan non formal. Yang dimaksud formal yaitu yang diatur dan diawasi secara langsung oleh Bank Indonesia. Contoh dari yang formal ini adalah divisi keuangan mikro bank besar, seperti: BRI, Bank Danamon, Bank Mandiri, dan Bank Bukopin, serta BPR. Selanjutnya adalah semi formal. Semi formal merupakan lembaga yang pendiriannya dan operasional lembaganya diatur oleh regulator perbankan, tetapi pengawasannya dilakukan secara mandiri atau di luar dari regulator perbankan. Contoh dari lembaga keuangan semi formal dapat berupa perum pegadaian.

Dan yang terakhir adalah non-formal. Lembaga keuangan sejenis ini tidak memiliki kerangka atau dasar hukum yang jelas. Contoh dari lembaga non formal tersebut adalah Koperasi kredit, Koperasi keuangan serta koperasi simpan pinjam. Lembaga lembaga ini sangat penting pengaruhnya terhadap penyediaan jasa keuangan untuk golongan menengah ke bawah.


×