Artikel Kesehatan
Agu 11, 2017

Penyakit Kawasaki (Kawasaki Disease)

Penyakit Kawasaki ditemukan oleh Dr. Tomisaku Kawasaki di Jepang tahun 1967 dan saat itu dikenal sebagai mucocutaneous lymphnode syndrome. Untuk menghormati penemunya, maka dinamakan Penyakit Kawasakit (PK). Di Indonesia, banyak di antara kita yang belum memahami penyakit yang berbahaya ini, bahkan di kalangan medis sekalipun. Hal inilah yang menyebabkan diagnosis kerap terlambat dengan segala konsekuensinya.

Penampakan penyakit ini juga dapat mengelabui mata sehingga dapat terdiagnosis sebagai campak, alergi obat, infeksi virus, atau bahkan penyakit gondong. Penyakit yang lebih sering menyerang ras Mongol ini terutama menyerang balita dan paling sering pada anak usia 1-2 tahun. Anak laki-laki lebih banyak terserang daripada anak perempuan, alasannya sendiri masih belum jelas.

Penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang jarang terjadi dengan dasar adanya peradangan pembuluh darah di seluruh tubuh.  Gejalanya adalah demam beberapa hari, ruam/bercak merah, pembengkakan tangan dan kaki, mata merah, iritasi dan peradangan selaput lendir mulut, bibir dan tenggorokan serta pembengkakakn kelenjar getah bening di leher. Dampak jangka pendek mungkin tidak terlalu serius, tetapi pada beberapa kasus dapat terjadi komplikasi jangka panjang termasuk kerusakan arteri koroner.

Penyebab penyakit Kawasaki ini belum diketahui. Banyak peneliti berpendapat mungkin akibat infeksi virus atau bakteri. Terdapat kecenderungan ke arah faktor herediter/keturunan sehingga misalnya lebih sering ditemukan pada keturunan Jepang. Saat ini tidak ada bukti bahwa penyakit ini bisa menular.

Gejala awal pada fase akut adalah demam yang mendadak tinggi dan bisa mencapai 39 – 41C, berfluktuasi selama setidaknya 5 hari. Pada anak yang tidak diobati, demam dapat berlangsung selama 1-4 minggu tanpa jeda. Pemberian antibiotik tidak membantu.

Sekitar 2-3 hari setelah demam, muncul gejala lain secara bertahap yaitu bercak merah di badan yang mirip seperti pada penyakit campak. Sering warnanya merah terang, dapat berbatas tegas dengan berbagai ukuran atau beberapa ruam menyatu menjadi besar. Gejala lain munculnya peradangan pada kedua mata (mata merah) biasanya tanpa kotoran (belekan), pembengkakan kelenjar getah bening di salah satu sisi leher sehingga kadang dikira penyakit gondong (parotitis), lidah merah dan timbul bintil-bintil, dikenal sebagai lidah stroberi, bibir kering dan pecah, sering berwarna merah, selaput lendir mulut menjadi lebih merah. Telapak tangan dan kaki menjadi merah, kadang dpat membengkak dan nyeri sendi.

Setelah demam mereda, ruam, mata merah dan pembesaran kelenjar getah bening turut menghilang. Kulit mulai mengelupas di sekitar jari tangan dan kaki, biasanya pada minggu ketiga, bisa berbentuk potongan-potongan besar atau satu buah saja. Lutut, pinggul, dan mata kaki makin meradang dan nyeri yang kadang menetap walaupun gejala lain sudah menghilang. Pada fase penyembuhan timbul garis melintang di kuku jari kaki dan jari tangan yang dapat berlangsung selama beberapa bulan sampai kuku tersebut hilang (garis Beau).

Pengobatan terpilih untuk penyakit Kawasaki adalah pemberian imunoglobulin secara infus, efektif dalam mengurangi peradangan dan menekan risiko kerusakan jantung jika diberikan dalam 10 haripertama sakit. Juga diberikan aspirin dosis tinggi pada awal fase akut sampai demam reda. Jika dalam pemeriksaan ditemukan adanya aneurisma (pelebaran segmen pembuluh darah jantung) atau kelainan jantung/pembuluh darah lain, pengobatan baik secara medis maupun tindakan bedah mungkin diperlukan. Dokter akan meminta ahli jantung untuk memntau selama beberapa tahun setelah penyembuhan penyakit Kawasaki.

Komplikasi yang paling ditakutkan pada PK adalah pada jantung karena dapat merusak pembuluh nadi jantung. Komplikasi ke jantung biasanya mulai terjadi setelah hari ke 7-8 sejak awal timbulnya demam.

Pada tanggal 26 Juli 2008 telah resmi didirikan Perkumpulan Orang Tua Penderita Kawasaki Indonesia (POPKI) yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. POPKI dibina langsung oleh pakar Kawasaki Indonesia Dr. Najib Advani Sp.A(K), MMed, Paed dan POPKI sendiri diketuai oleh Ibu Soeyanny A. Tjahja (Ibu Aui). POPKI atau Kawasaki Center berada di RS. Omni International Alam Sutera, Serpong Tangerang Lt.3.

Apabila ada anak yang terkena gejala yang mirip gejala di atas segeralah dibawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut, karena penanganan yang terlambat akan meningkatkan risiko komplikasi penyakit Kawasaki. Untuk mengetahui lebih lanjut PK dapat langsung menghubungi RS. OMNI Alam Sutera.

Source : Wikipedia.org ; nasional.kompas.com ; healthsciences.ucsd.edu ; webmd.com

 


×